Mistik Dari Dulu Hingga Piala Dunia 2010
SSC-RITUAL ATAU aksi yang berbau mistik bukanlah sesuatu yang baru di Piala Dunia FIFA. Tujuannya selain dipercaya mengusir ruh jahat, aksi tersebut dianggap memiliki kekuatan untuk membantu si yang idolakan menang.
Hindia Belanda yang mengatasnamakan Indonesia di Piala Dunia 1938 di Perancis, di dalam buku “La grande histoire de la coupe du monde” pernah membawa boneka yang digantung di jala gawang Mo Heng (penjaga gawang Hindia Belanda) yang dianggap sebagai jimat, sayangnya boneka tersebut tidak membawa keberuntungan. Pada Piala Dunia 2006 di Jerman, dukun asal Kamerun pun pernah melakukan ritual pengusiran hantu di 12 arena pertandingan dan dianggap pula dapat membantu kemenangan Kamerun. Perancis menjadi juara Piala Dunia tahun 1998, konon, Patrick Vieira dan Lilian Thuram melakukan praktek mandi ramuan yang dibuat oleh muti (ramuan dari dedaunan dan potongan binatang yang yang sudah diberi jampi-jampi.).
Pada Piala Dunia 2010 kali ini, aksi sejenis juga mewarnai perhelatan akbar sepakbola yang digelar di Afrika Selatan. Sejumlah dukun atau cenayang berlomba membuat prediksi peruntungan sekaligus membangun kekuatan agar tim nasional negaranya meraih kesuksesan.
Seorang dukun di Afrika Selatan merekomendasikan untuk menyembelih seekor sapi di stadion Soccer City, Johannesburg. Korban itu dipercaya akan memberkati lapangan sekaligus memberi tambahan semangat spiritual bagi tim Bafana Bafana.
“Kepercayaan mistik semacam itu memang sudah ada sejak saya lahir,” kata Linda Moreotsene, seorang wartawan olahraga media lokal. “Tapi saya rasa kepercayaan itu mulai berkurang di klub-klub sepakbola setelah banyak pelatih Eropa yang masuk.”
Dukun lain, Sebenzile Nsukwini, melakukan ritual pemberkatan untuk keselamatan masyarakat selama Piala Dunia. Dengan serpihan tulang sebagai media ramal, ia meyakinkan warganya bahwa perhelatan Piala Dunia 2010 akan aman. “Wah, sepertinya ada nasib baik untuk Afrika Selatan,” ujarnya. “Jauh dari masalah, tak ada bom.”
Di sisi lain di benua Afrika yaitu Pantai Gading. Demi kejayaan tim nasional negaranya, para suporter fanatik berbondong-bondong menyambangi dukun lokal dan tempat keramat untuk memberi dukungan spiritual. “Kami mendatangi hutan keramat dua sampai tiga minggu sekali untuk mendukung tim,” kata Gnahouleou Emile, ketua perkumpulan suporter Pantai Gading.
Apakah ritual magis itu akan terbukti? Atau sama seperti yang dialami oleh Hindia Belanda ketika kalah dari tim Hongaria dengan skor 0-6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar